jalan

Selasa, 29 November 2011

Menikmati Kota Bandung dengan 500 ribu Rupiah

Menikmati Kota Bandung dengan 500 ribu Rupiah



Siapa bilang uang sedikit tidak bisa mengunjungi tempat-tempat wisata? Tidak bisa jalan-jalan? Saya sudah membuktikannya. Percaya atau tidak, inilah pengalaman saya. Dengan uang sebesar 500 ribu rupiah, saya menikmati keindahan kota Bandung. Tentunya ada tips dan trik yang mesti dilakukan untuk mencapai tujuan ini. Pembagian pos keuangan harus benar-benar ter-manage dengan rapi.
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman wisata super murah. Dengan biaya lima ratus ribu rupiah per orang, saya dan lima orang teman menjelajahi kota Bandung, mulai dari Bandung Selatan, Bandung Utara dan Bandung kota. Jumlah itu tidak termasuk wisata belanja atau pembelian souvenir-souvenir.
Ini adalah wisata yang baru pertama kali saya alami. Wisata yang super duper murah, super hemat. Maksud saya, perjalanan wisata ini bukan wisata kuliner. Tapi wisata ke tempat-tempat yang terkenal yang ada di kota Bandung. Memang tidak semua tempat bisa dicapai, karena memerlukan waktu yang tidak sedikit. Tapi paling tidak kami bisa menikmati tempat-tempat wisata yang menurut kami terkenal dan penting.
Berikut ini tips dan trik yang kami lakukan untuk bisa menikmati perjalanan wisata ini. Dengan senang hati saya akan berbagi di sini.
Waktu wisata : Sabtu – Senin, 9 – 11 Oktober 2010
Jumlah wisatawan : 6 orang
Biaya per orang : 500 ribu rupiah
Biaya-biaya yang dikeluarkan :
1. Sewa mobil 3 hari 2 malam
2. Bensin
3. Tarif Tol
4. Makan siang & makan malam
5. Belanja makanan & minuman
6. Tabung Gas kecil
7. Tiket masuk wisata
8. Parkir mobil
Tips sebelum berangkat :
A. Perlengkapan gotong-royong
1. Makanan dan Sayuran
Kami berbagi tugas untuk membawa makanan lauk-pauk yang bisa tahan dua sampai tiga kali makan, kecuali nasi putih untuk makan siang hari pertama.
Lauk-pauk dibuat kering agar cukup tahan lama, seperti ayam bakar (untuk satu kali makan), balado tempe, balado kentang, dan balado kari ikan asin. Sedangkan sambal harus sambal goreng. Semuanya sesuai selera.
Sayuran mentah atau lalapan secukupnya sebagai pelengkap. Menu satu ini boleh tidak dibawa. Tapi dengan lalapan ini makan siang jadi komplit nikmatnya.
Ditambah lagi pop mie gelas, saos sambal, kecap, roti tawar plus margarine dan coklat tabur. Mie bisa dimakan waktu malam dan roti untuk sarapan pagi.
2. Minuman
Minuman berupa air mineral gelas 2 kardus, kopi, teh, wedang jahe, gula putih dan susu.
3. Makanan Ringan atau Snack
Makanan yang satu ini jangan dilewatkan. Karena makanan ringan atau snack ini akan berguna sebagai cemilan yang menemani kita dalam perjalanan dan di tempat wisata.
Biasanya yang kami beli di tempat wisata adalah rujak buah. Rasanya yang segar dan pedas membuat suasana tambah semangat. Tapi kalau tidak ada, ya kami hanya menikmati buah-buahan yang kami bawa dari rumah plus cemilan.
4. Buah-buahan
Jangan terlewatkan juga untuk menyegarkan tubuh dengan vitamin alami, yakni buah-buahan. Bukan saja sebagai pencuci mulut setelah makan, tapi akan menyegarkan saat di tempat wisata bercuaca panas. Apalagi kalau di tempat wisata itu tidak ada yang jual rujak buah.
5. Obat-obatan
Tubuh yang sehat dan fisik yang kuat akan memudahkan perjalanan. Berwisata ke tempat yang dekat sekalipun bila kondisi tidak sehat, tidak fit, maka wisata menjadi tidak nikmat. Malahan bisa menyusahkan orang lain.
Tetapi untuk mengantisipasi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan, makan obat-obatan perlu disiapkan. Obat yang perlu dibawa seperti obat sakit kepala, obat flu, obat sakit perut, obat maag, minyak kayu putih, balsam, obat merah atau betadine, tensoplas, dan obat sakit-sakit tertentu yang dibawa sendiri.
6. Perlengkapan masak :
6.1 Kompor gas super kecil
6.2 Tabung gas super kecil
6.3 Panci kecil
Perlengkapan ini sangat berguna ketika wisata alam yakni untuk memasak mie, membuat minum teh, kopi, wedang jahe atau susu.
7. Tenda (jika perlu).
B. Perlengkapan pribadi :
1. Baju ganti beserta baju dalam untuk wisata
2. Baju tidur
3. Perlengkapan shalat
4. Perlengkapan mandi seperti handuk, sabun mandi cair, shampoo, pasta gigi dan sikat gigi.
5. Krim wajah untuk siang hari, pelembab bibir dan pelembab kulit. Semua ini untuk melindungi tubuh dari cuaca yang membuat kulit kering atau bibir pecah-pecah.
6. Sandal, sepatu, payung, topi dan kaca mata hitam.
7. Selimut, jaket, sleeping bag dan kaos kaki. Semua ini berguna untuk tidur di alam terbuka atau berkemah.
Bandung, Sabtu 9 Oktober 2010
Berangkat dari Jakarta pukul 8.30 wib. Tempat penjemputan di jalan baru Kp. Rambutan.
Bandung Selatan
1. Kawah Putih (Putih Crater)
Tempat tujuan pertama wisata ini sangat sangat mengejutkan! Pasalnya ketika kami sampai di lokasi, seorang petugas perempuan langsung menanyakan berapa jumlah pengunjung. Ketika kami jawab 6 orang, petugas itu menyebut angka 240 ribu rupiah.
What??? Kami terkaget-kaget mendengarnya. Betapa tidak! Kami tidak menyangka tiket masuknya melambung sangat tinggi. Padahal menurut data di internet sekitar 5 ribuan. Sekarang menjadi 15 ribu rupiah per orang. Yang paling mengagetkan kami adalah tarif mobil sebesar 150 ribu rupiah. Gila! Alasannya untuk biaya perlindungan hutan.
Karena shock, kami minta izin dulu untuk mufakat terlebih dulu. Mobil ditepikan di pinggir jalan. Saat kami sedang bermufakat, tiba-tiba seorang petugas menghampiri mobil kami. Dia menawarkan biaya 150 ribu termasuk mobil. Mulanya kami tawar 100 ribu rupiah, tapi petugas itu tidak mau. Kami naikkan jadi 120 ribu rupiah, dia tidak mau juga. Olalaa…
Akhirnya kami menyetujui juga setelah bersepakat dan mendapat jaminan keamanan. Jadilah 150 ribu rupiah melayang.
Ketika menerima tiket masuk, kami hanya mendapatkan 3 buah tiket masuk dengan harga 15 ribu rupiah per tiketnya. Kami kaget lagi.
“Orangnya ’kan 6, Pak?“ tanya kami berbarengan.
Dengan entengnya si petugas itu menjawab, “Tidak apa-apa. Saya yang menjamin kok.“
Kami bengong mendengar jawaban tersebut. “Kalau nanti ada pemeriksaan gimana, Pak?“
“Tidak ada pemeriksaan lagi. Percaya sama saya.“
Setelah diyakinkan dengan diberikannya nomer handphone petugas itu, kami memasuki area kawah putih. Sepanjang jalan menuju ke kawah putih kami melontarkan lagi kekagetan kami itu.
Seorang teman berkomentar, ”Ini namanya perampokan pribumi.”
Sungguh diluar dugaan!
Tips : Persiapkan uang tunai untuk belanja dialihkan ke wisata diluar prediksi seperti ini.
Sesampainya di kawasan wisata Kawah Putih, kami menikmati suasana alam yang menakjubkan. Dari atas kami melihat kawah putih dengan perbukitan batu yang menghijau oleh pepohonan.
Berikut ini foto-foto wisata Kawah Putih :
Wisata Alam Kawah Putih, Bandung Selatan
Wisata Alam Kawah Putih, Bandung Selatan
Wisata Alam Kawah Putih, Bandung Selatan
Wisata Alam Kawah Putih, Bandung Selatan
Bersama Teman-teman di Kawah Putih, Bandung Selatan
Bersama Teman-teman di Kawah Putih, Bandung Selatan
2. Perkebunan Teh Rancabali (Rancabali – Tea Plantation)
Tujuan kedua ini kami nikmati dengan cara gratis. Mau tau caranya?
Karena sepanjang menuju Rancabali, kami sudah disuguhi pemandangan deretan hijau pohon teh yang tertata rapi, maka kami nikmati suasana ini dari tepi jalan saja. Kenapa?
Jawabannya selain menghemat uang, juga karena suasana yang akan kita temui di dalamnya juga tidak akan jauh berbeda. Yang membedakan biasanya hanya adanya pedagang makanan dan cinderamata, yang relatif sama di berbagai tempat.
Hamparan perkebunan teh di Rancabali ini yang sangat menyegarkan mata. Permadani hijau ini teratur dengan rapi dan begitu indah dipandang. Banyak wisatawan juga melakukan hal yang sama. Alhasil suasana tepi jalan jadi ramai. Hahaa..
Trik : Nikmati wisata gratis dari tepi jalan.
Berikut ini foto wisata Perkebunan Teh Rancabali :
Wisata Alam Rancabali, Bandung Selatan
Wisata Alam Rancabali, Bandung Selatan
3. Situ Patengan (Patengan Lake)
Tujuan ketiga adalah Situ Patengan. Orang mengenalnya dengan sebutan Situ Patenggang. Beda sedikit.
Tiket masuk 6 ribu rupiah per orang dan mobil 12 ribu rupiah. Total tiket sebesar 48 ribu rupiah.
Pemandangan danau berair tenang dengan pohon-pohon tinggi yang menghijau di sekelilingnya dan udara sore yang sejuk membuat suasana Situ Patengan begitu damai.
Ditambah lagi perahu-perahu yang membawa pengunjung ke Batu Cinta, membuat Situ ini jadi istimewa. Meski kami tak sempat ke Batu Cinta, kami tak kecewa. Selain karena hari menjelang sore, kami ingin mengejar tujuan selanjutnya sebelum malam.
Sekadar informasi, untuk menyewa perahu, per orang kenakan biaya 20 ribu. Boleh mendayung sendiri atau minta bantuan petugas.
Berikut ini foto-foto wisata Situ Patengan :
Wisata Alam Situ Patengan, Bandung Selatan
Wisata Alam Situ Patengan, Bandung Selatan
Wisata Alam Situ Patengan, Bandung Selatan
Wisata Alam Situ Patengan, Bandung Selatan
Sore di Situ Patengan, Bandung Selatan
Sore di Situ Patengan, Bandung Selatan
4. Bumi Perkemahan & Penangkaran Rusa Ranca Upas (Ranca Upas – Camp Area & Deer Breeding)
Tujuan terakhir menjelang malam adalah Ranca Upas. Waktu kami datang ke sini banyak orang yang sedang mengadakan acara berkemah. Mungkin karena week end.
Pagi di Ranca Upas, Bandung Selatan
Pagi di Ranca Upas, Bandung Selatan
Di kawasan ini juga terdapat penangkaran rusa. Kita bisa melihat rusa-rusa dari atas bangunan kayu yang memanjang. Rusa-rusa dengan wajah yang lucu.
Penangkaran Rusa - Ranca Upas, Bandung Selatan
Penangkaran Rusa - Ranca Upas, Bandung Selatan
Tapi perlu diperhatikan ketika berwisata ke tempat ini. Apalagi bila berniat berkemah. Udaranya dingin sekali dan sedikit sekali penginapan. Mungkin karena ini bumi perkemahan, jadi khusus yang datang adalah yang berniat berkemah.
Tips : Bawalah jaket tebal atau sleeping bag dan kaos kaki tebal.
Sebagai informasi, tiket masuk ke tempat wisata ini 7 ribu rupiah per orang dan mobil 10 ribu rupiah. Harga tenda biasa 80 ribu rupiah dan tenda kapasitas besar 300 ribu rupiah.
Waktu kami datang pertama kali, petugasnya bertanya, “Mau berkemah di sini atau mau survey dulu?“
Karena kami tidak pasti juga mau menginap di sini atau tidak, maka kami jawab “Survey dulu, Pak.”
Karena jawaban kami ’mau survey dulu’, maka kami diberi harga setengahnya. Kami cukup membayar 25 ribu rupiah untuk 6 orang plus mobil.
Jika berniat berkemah, kami akan didatangi petugas tersebut dan untuk itu kami diminta meninggalkan nomer handphone yang bisa dihubungi. Salah seorang teman kami memberikan nomer handphone-nya.
Setelah melihat-lihat keadaan, tanpa terasa hari sudah beranjak gelap. Kami bermufakat untuk tidur saja di Ranca Upas ini.
Kami memilih salah satu pendopo yang ada di sana. Kebetulan pendopo itu tidak terlalu jauh dari tempat ibadah, toilet dan berada di pinggir jalan.
Pendopo sudah dibersihkan, lilin sudah dibeli dan dinyalakan, mie, teh, dan kopi sudah dibuat, jadilah kami nikmati malam itu dengan berkemah ala kadarnya. Ditambah lagi, tidak ada petugas yang datang. Waah…, benar-benar hemat.
Trik : Jika datang ke tempat perkemahan seperti ini, bilang saja ‘mau survey dulu.’
Sebenarnya ini bukan akal-akalan juga. Karena kami tidak didatangi petugas, maka kami nikmati saja setengah harga yang dikasih ini. Hahaa…
Ketika malam semakin jauh, udara di Ranca Upas ini ternyata tidak main-main. Dinginnya begitu sangat. Jaket tebal dan sleeping bag rasanya masih tembus juga. Tapi mau bagaimana lagi! Kan sudah memilih, jadi brr.. brrrr… dinikmati saja.
Kami tidur terpencar-pencar. Dua orang di pendopo, dua orang di mobil dan dua orang lagi di musholla. Pokoknya nikmat banget dinginnya. Hehee…
Early morning at Ranca Upas, Bandung Selatan
Early morning at Ranca Upas, Bandung Selatan
Pagi hari kami mandi air hangat di tempat pemandian umum. Ada dua tempat pemandian air hangat (yang saya tahu) yang bisa digunakan.
Tadinya saya nggak mau mandi, tapi karena dibujuk air panas, saya jadi tertarik. Akhirnya, byur … byur… hmm…. hangatnya….
Di Ranca Upas, lengkap dinginnya, lengkap air hangatnya. Gratis lagi! Hehee…
Sebelum meninggalkan Ranca Upas, kami sarapan roti dengan olesan mentega dan taburan coklat. Minumnya kopi dan teh manis. Nikmatnya…
Setelah itu kami menikmati suasana pagi dengan berjalan-jalan di sekitar bumi perkemahan. Udara pagi yang sejuk dan sinar matahari yang hangat membuat suasana hati jadi tenteram.
Saya bersama seorang teman sempat mampir di salah satu kedai makan. Kami makan bakwan goreng 3 buah ditambah 1 saos sambal sachet kecil dan 2 gelas kecil teh manis. Sedapnyaa…
Tapi tidak sedap sewaktu harus membayar sedikit makan yang kami makan tersebut. Pelayannya menyebut angka 7 ribu rupiah untuk semua itu. Hahh!!!
Benar-benar, deh. Semuanya diluar dugaan kalau berada di tempat wisata. Hiks.
Tak berapa lama kami berkemas dan meninggalkan Ranca Upas untuk tujuan wisata selanjutnya.
Bandung, Minggu 10 Oktober 2010
1. Kebun Stoberi – Ciwidey (Strawberry Garden – Ciwidey)
Kami bermaksud melihat perkebunan stroberi dari dekat sekaligus memetik buah lezat berwarna merah itu.
Setelah menyusur jalan, berhentilah kami di salah satu kebun. Setelah berbincang-bincang kami memutuskan untuk merasakan sensasi memetik stroberi dari pohonnya langsung.
Kebun Stroberi - Ciwidey, Bandung Selatan
Kebun Stroberi - Ciwidey, Bandung Selatan
Sewaktu memetik stroberi itu, teman-teman ikut juga mencicipi buahnya yang manis-manis asam. Pokoknya dapat sensasinya, dapat kenyangnya. Hahaa..
Petik Stroberi, yuk?!
Petik Stroberi, yuk?!
Buah stroberi yang sudah dipetik kemudian ditimbang dengan harga per kilonya 35 ribu rupiah. Dua keranjang kami berisi 6.9 kg. Jadi harga yang harus saya bayar sebesar 24 ribu rupiah. Tidak mahal! Karena teman-teman ikut makan sewaktu di dalam kebun. Hehee…
Benar kata salah seorang teman saya, “Rasakan sensasinya!“
Trik : Mintalah kepada penjaga kebun lebih dari 1 keranjang agar terlihat banyak pembeli.

Bandung Utara
Kami menuju Lembang. Di perjalanan kami berhenti sebentar di sebuah mini market untuk membeli makanan dan minuman. Maklumlah, persediaan mie dan air mineral sudah menipis.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan. Ketika kami berhenti lagi untuk membeli makan siang di sebuah rumah makan Padang, tidak tahunya itu daerah Geger Kalong, tempat Daarut Tauhid berada. Senangnya… Jadilah kami mampir di mini market Daarut Tauhid dan sedikit ikut mendengarkan ceramah agama yang saat itu sedang berlangsung.
Perjalanan kembali dilanjutkan. Sepanjang perjalanan ada tempat-tempat kuliner yang kami lalui seperti Rumah Sosis, House of Risoles, Season, dan Tahu Lembang.
Kami cuma bisa memandanginya dari dalam mobil. Huhuu… Lain kali, ya. Kami akan mengunjungimu…
Tak berapa lama kami berhenti lagi untuk membeli sebotol tabung gas kecil sebagai persediaan membuat makanan dan minuman. Di sini saya juga membeli sepasang sandal ganti. Maklumlah, saya hanya pakai sepatu.
2. Gunung Tangkubanparahu (Tangkubanparahu Vulcano)
Menjelang siang, sampailah kami di tempat tujuan kedua, yakni Gunung Tangkubanparahu. Orang lebih mengenalnya dengan sebutan Gunung Tangkuban Perahu. Beda ejaan saja.
Gunung Tangkubanparahu ini berupa pegunungan batu yang ditumbuhi pepohonan tinggi yang menghijau dengan kawah di tengahnya. Kawah itu bernama Kawah Ratu. Dahulunya tempat ini menjadi kawasan penambangan belerang.
Gn. Tangkubanparahu dengan Kawah Ratu, Bandung Utara
Gn. Tangkubanparahu dengan Kawah Ratu, Bandung Utara
Kawah Ratu - Gn. Tangkubanparahu, Bandung Utara (zoom in)
Kawah Ratu - Gn. Tangkubanparahu, Bandung Utara (zoom in)
Tips : Bawalah payung, topi lebar dan kaca mata hitam untuk menghindari silau matahari.
Sebelum memulai aktivitas di kawasan wisata ini, kami isi perut dulu. Maklumlah, sudah waktunya makan siang. Setelah istirahat sejenak, barulah kami melihat dan menikmati alam Gunung Tangkubanparahu dengan Kawah Ratunya. Hari itu panas cukup menyengat. Seorang teman saya sandalnya putus. Untungnya di kawasan ini ada yang menjual sandal.
Tips : Lebih baik memakai sepatu ke tempat wisata seperti ini. Karena medannya curam dan bebatuan.
Sebelum meninggalkan tempat wisata, kami shalat terlebih dulu. Saya menyempatkan membeli kaos dan topi rajut di sini. Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali.
Wisata Alam Gn.Tangkubanparahu, Bandung Utara
Wisata Alam Gn.Tangkubanparahu, Bandung Utara
3. Maribaya dengan Curug Ciomas (Maribaya with Ciomas Water Fall)
Tujuan kali adalah air terjun atau Curug Ciomas di Maribaya. Saya dan teman-teman menikmati suasana di Maribaya ini. Adapun sejarahnya bisa jadi yang tergambar dalam batu di bawah ini.
Maribaya dalam Gambar Batu, Bandung Utara
Maribaya dalam Gambar Batu, Bandung Utara
Di kawasan Maribaya ini banyak juga dijual aneka bunga, terutama kaktus. Cantik dan lucu-lucu.
Seorang teman saya membawa pulang 2 kardus berisi 14 jenis tanaman bunga. Macam-macam bunga dibelinya di sini. Entah apa saja. Yang pasti cantik-cantik. Lihat gambar di bawah berikut ya.
Aneka Kaktus di Maribaya, Bandung Utara
Aneka Kaktus di Maribaya, Bandung Utara
Air terjunnya terdapat di dua lokasi, kiri dan kanan. Hanya saja untuk posisi sebelah kanan posisinya lebih tinggi dan airnya lebih deras.
Meski begitu airnya tidak terlalu jernih. Orang-orang yang berkunjung pun tak ada yang mandi-mandi. Mereka turun ke air hanya untuk main-main air saja dan berfoto.
Suasana dekat air terjun sebelah kiri nyaman untuk duduk-duduk sambil ngemil makanan ringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar